Thursday, March 17, 2011

Pengetahuan Tentang Radiasi Nuklir

Para pekerja Jepang harus bekerja keras untuk mengatasi beberapa titik api agar tidak memperparah kebocoran radiasi nuklir. Pihak berwenang menyatakan bahwa hasil pemindaian di PLTN Fukushima Daichii Selasa (15/3/2011) tidak mengindikasikan tanda bahaya pada kesehatan manusia, akan tetapi tetap ada kegelisahan bagi masyarakat. Berikut ini beberapa penjelasan terkait efek radiasi dan cara mengatasinya. Tingkat radiasi pada reaktor Fukushima Selasa adalah antara 100 hingga 400 milisieverts, kata Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yukio Edano. Untuk perbandingan, di Amerika orang biasanya akan mendapatkan pengaruh radiasi sebesar 6,2 milisieverts per tahun.
“Tingkat dosis tersebut akan hilang dengan cepat sebanding lurus dengan semakin jauhnya seseorang dari pusat reaktor, dan tingkat radiasi kembali turun ke tingkat yang tidak membahayakan kesehatan.” kata Edano. Tetap saja, orang-orang yang berada dalam radius 30 km dari pusat pembangkit diperingatkan untuk tetap berada di dalam rumah.

Pada tingkat yang lebih akhir dari aktivitas di reaktor nuklir Jepang, berada dalam lingkup radiasi selama tiga jam akan memicu penyakit kontaminasi serius, dan pada delapan jam akan berakibat fatal, demikian diutarakan oleh Ira Helfand, ahli Fisika dan Penanganan Publik. Akan tetapi secara umum, dalam keadaan darurat, menjaga agar tingkat radiasi berada di bawah 500 milisieverts akan aman, kata Nolan E. Hertel, pakar teknik nuklir dari Gerogia Institute of Technology. Dan semakin jauh seseorang dari pusat reaktor, maka semakin rendah radiasi yang diterimanya.

Jika Anda masih bingung, berikut beberapa konsep ilmiah sederhana dan efek kesehatan dari radiasi.

Mengapa Radiasi dan Mengapa Berbahaya?
Atom-atom akan berubah menjadi radioaktif ketika susunannya menjadi tidak stabil. Dalam proses yang sering diistilahkan “decay” (kerusakan), atom akan pecah menjadi beberapa bagian kecil yang bisa melepaskan banyak energi. Jenis-jenis partikel subatomik dari hasil proses ini antara lain sinar gamma, neutron, elektron, dan partikel alpha yang tertembak langsung ke luar angkasa. Beberapa dari partikel ini bisa hinggap pada tubuh manusia, merusak sel-sel dan menimbulkan bahaya pada kesehatan.

Partikel-partikel alfa relatif berat, dan ketika pecah keluar, tidak dapat menembus kulit manusia ataupun pakaian, akan tetapi tetap akan berbahaya jika terhirup atau masuk bersama makanan ke dalam tubuh. Radiasi beta bersifat lebih halus sehingga bisa merusak jaringan kulit manusia serta berbahaya jika sampai masuk ke tubuh. Sedangkan gamma dan sinar X adalah partikel cahaya tak kelihatan yang membawa energi besar hingga bisa merusak jaringan apalagi struktur manusia.

Beberapa elemen lain seperti uranium, yang biasanya digunakan sebagai bahan bakar dalam reaktor nuklir, selalu bersifat radioaktif. Tidak ada unsur nonradioaktif di dalamnya yang bisa merusak lingkungan.

Radiasi nuklir yang terlepas dari PLTN Jepang langsung terbawa ke atmosfer karena ledakan yang terjadi. Dan hal itu bisa saja memang diperlukan untuk melepaskan sebagian elemennya dengan tujuan menghindari kerusakan lebih lanjut.

Bagaimana radioaktivitas diukur?
Tingkat radioaktif (radioaktivitas) seperti yang dicontohkan di atas diukur dari seberapa banyak atom yang secara spontan mengalami disintegrasi atau mengalami “kerusakan” dalam setiap detiknya, berdasarkan keterangan Departemen Teknologi AS. Sebuah instrumen khusus didesain untuk mendeteksi jenis-jenis khusus pertikel yang terlepas setiap proses kerusakan.

Ketika kita berbicara tentang manusia yang terkena efek radiasi, kita menggunakan satuan yang disebut “rems” atau “sieverts”, yang mengukur efek biologis dari radiasi pada keseluruhan tubuh. Sementara satuan Geiger digunakan untuk menentukan seberapa tingkat radiasi yang terjadi selama proses kerusakan atom-atom.

Apa saja sumber umum radiasi?
Efek radiasi rata-rata yang diterima seseorang dari sumber dan proses alami adalah sekitar 3,1 milisieverts. Di AS, seseorang bisa menederita efek radiasi sebanyak 6,2 milisieverts karena prosedur diagnostik medis serta beberapa sumber radiasi lain yang merupakan buatan manusia. Batasan tingkat radiasi bagi para pekerja yang bergelut di bidang energi adalah 50 milisieverts.

Meskipun tingkat radiasi yang lebih tinggi bisa memicu kanker, terapi radiasi yang diciptakan untuk melawan tumor bisa dipakai guna mengatasi kanker. Dosis yang bisa berakibat fatal seperti ini biasanya berada di atas 10.000 kali lipat dari tingkat yang terjadi di AS, akan tetapi tetap akan berlaku dalam memicu kanker pada jaringan, sedangkan radiasi total pada seluruh tubuh jauh lebih sedikit.

Berapa batasan tingkat yang berbahaya bagi manusia?
Radiasi tidak menimbulkan efek yang sama pada setiap orang, jadi tidak bisa dikatakan bahwa efek-efek tertentu bisa berakibat fatal pada semua kejadian. Akan tetapi, berdasarkan NRC, badan nuklir global, para peneliti percaya bahwa separuh dari keseluruhan populasi akan meninggal dunia setelah 30 hari jika terkena radiasi sebanyak 3.500 hingga 5.000 milisievert dalam waktu beberapa menit hingga satu jam.

Lebih dari 130 pekerja reaktor yang menderita penyakit radiasi akut di Chernobyl menderita radiasi sebanyak 800 hingga 16.000 milisievert.

Studi yang mempelajari bahwa orang-orang yang berada pada tingkat tinggi terkena efek radiasi nuklir sangat berpotensi menderita risiko kanker. Radiasi tinggi di atas 500 milisievert biasanya berhubungan dengan penyakit leukimia, kanker payudara, kandung kemih, usus, hati, paru-paru, kerongkongan, rahim, dan kanker perut, berdasarkan hasil pengamatan Komisi Pengaturan Nuklir AS.
Akan tetapi tidak ada bukti yang cukup meyakinkan bahwa tingkat radiasi di bawah 100 milisievert bisa memicu kanker. orang-orang yang hidup dalam lingkungan dengan tingkat radiasi lebih tinggi seperti di Denver, Colorado, yang tingkat radiasi sebanyak 10 milisievert per tahun, tidak menunjukkan efek biologis apapun, kata NRC. Secara umum, semakin tinggi ke atmosfer, maka semakin tinggi radiasi (termasuk dari matahari dan pemancar energi angkasa lainnya) yang diterima seseorang. Hal ini pula yang menjelaskan mengapa para pilot dan pramugari mendapatkan radiasi yang lebih tinggi daripada orang-orang pada umumnya.

Sumber 

By Neo with No comments

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

    • Popular
    • Categories
    • Archives