Thursday, March 10, 2011

WikiLeaks Pembobol Rahasia Amerika Serikat

Pekan silam jaringan internet heboh ketika WikiLeaks melansir video penembakan warga sipil oleh tentara Amerika Serikat. Video ini kemudian diketahui terjadi di Baghdad, Irak pada tahun 2007. Ketika itu, Helikopter Apache milik tentara Amerika sedang dalam perjalanan untuk membantu rekannya yang terlibat dalam baku tembak. Helikopter ini mengidentifikasi warga sipil yang kemudian diketahui wartawan Reuters sebagai salah satu militan. Sontak awak helicopter langsung meluncurkan serangan membabi buta terhadap warga sipil tersebut. Serangan ini mengakibatkan tujuh warga sipil tewas. Dua puluh empat jam setelah video berdurasi 17.47 menit ini masuk di YouTube, sebanyak 1,3 juta orang telah melihatnya. Sebelum merilis video penembakan warga sipil oleh tentara Amerika Serikat, tidak banyak yang tahu tentang WikiLeaks. Masih banyak msiteri tentang situs ini, termasuk siapa orang yang mengelolanya. Siapa dibalik WikiLeaks adalah pertanyaan besar?

WikiLeaks adalah sebuah situs yang khusus memposting dokumen-dokumen rahasia. Situs ini tidak menerima kontribusi dana dari pemerintah manapun, guna manjaga integritasnya. “wikiLeaks adalah organisasi nirlaba yang didanai juru kampanye hak asasi manusia, wartawan investigasi, teknologi dan masyarakat umum,” kata wikiLeaks.

Tetapi siapa yang mengelolanya?
“Orang tuanya mengelola sebuah perusahaan tur theater. Assange mengaku pernah bersekolah di 37 sekolah dan 6 universitas di Australia,” lapor koran Sydney Morning Herald, mengutip wawancara e-mail dengan Assange. Lebih lanjut Assange tetap merahasiakan detail dirinya kepada publik, termasuk usianya. tetapi dari penelusuran, Assange pernah dinyatakan bersalah atas serangan hacker terhadap intelejen AS dan penerbitan majalah yang menginpirasikan orang untuk melawan Persemakmuran. Siapapun Assange atau orang lain dibalik WikiLeaks Satu hal yang pasti, situs ini telah memberikan informasi rahasia yang selama ini ditutupi. Tanpa memandang benar atau salah cara WikiLeaks mendapatkan informasi ini, tetapi terbukti informasi yang disebarkan dengan cepat menjadi perbincangan dan mampu membuat negara adidaya seperi AS kebakaran jengot. (Aolnews)

Teknologi Dibalik wikileaks
Baru-baru ini dunia digemparkan oleh bocoran dokumen tentang perang Amerika Serikat (AS) di Afganistan. Berkas-berkas rahasia itu dipublikasi oleh situs yang bertujuan menampung dokumen bocoran, Wikileaks. Sejak didirikan pada tahun 2006, ini mungkin salah satu bocoran yang terbesar yang pernah ditangani oleh Wikileaks. Tidak hanya karena sangat sensitif, tetapi juga dokumen-dokumen yang hendak dipublikasikan berjumlah besar, terdiri dari 92.000 laporan sejak Januari 2004 sampai Desember 2009.

Sebelum dibuka kepada orang banyak dua surat kabar ternama, New York Times dan The Guardian, serta majalah Jerman Der Spiegel mendapat akses terlebih dahulu. Ketiga media tersebut kemudian menuliskan laporan berdasarkan dokumen yang dibocorkan tersebut. Wikileaks juga telah mempublikasikan video tentang perang di Irak sebelum membuka dokumen tentang Perang Afganistan.

Meskipun banyak perhatian yang diberikan terhadap dokumen bocoran yang menyangkut tentara AS, sebenarnya Wikileaks tidak hanya memberikan perhatian kepada negara Paman Sam itu saja. Dokumen tentang negara-negara lain juga dapat ditemukan di situsnya, termasuk tentang Indonesia. Dokumen Wikileaks tentang Indonesia berkisar 3059 buah. Dokumen aman alias tak rahasia jumlahnya ada 1510 buah. Sisanya adalah dokumen rahasia, dengan kategori "confidential" 1451 buah, dan kategori "secret" ada 98 buah. Sejauh ini, dokumen yang menyebut Indonesia barulah yang "menyerempet" saja. Salah satunya adalah dokumen tentang seorang direktur di Departemen Pertahanan AS yang bertemu dengan asisten Menteri Luar Negeri AS, membicarakan situasi pasca kunjungan Hillary Clinton ke Jakarta, 2009 lalu. Clinton sempat mengatakan AS mempertimbangkan menyediakan "payung pertahanan" bagi negara-negara Arab moderat untuk menghadapi nuklir Iran.

Dalam dokumen yang berasal dari Kedutaan Besar AS di Tel Aviv itu, berklasifikasi "secret", bertanggal 30 Juli 2009, pejabat Dephan AS agaknya sedikit mempermasalahkan pernyataanHillary Clinton di Jakarta itu. Asisten Clinton lalu meluruskan, bahwa pernyataan bosnya bukan mengindikasikan perubahan kebijakan soal menghadapi Iran. Asisten itu juga menyalahkan para jurnalis peliput yang dianggap melebih-lebihkan pernyataan Clinton. Selain itu, adapun mengenai  masalah Lumpur Sidoarjo/Lumpur Lapindo, analisis Congressional Research Services tentang berbagai topik Indonesia, antara lain tentang gerakan separatis dan terorisme di Indonesia.

Meskipun nama dan tampilannya mirip dengan situs Wikipedia, Wikileaks sebenarnya sangat berbeda dengan situs ensiklopedi bebas tersebut. Misalnya dalam masalah kebijakan publikasi, Wikileaks jauh lebih ketat dibandingkan Wikipedia yang membebaskan siapa saja untuk mengirim dan menulis artikel.  Wikileaks bertindak sebagai wartawan, dan GoMBANc Nan Cengka Kontributor Bisnis Indonesia kontributor dokumen diperlakukan sebagai sumber. Hukum Swedia, negara tempat situs Wikileaks berada, melarang investigasi terhadap sumber jurnalis. Selain itu di Swedia bila wartawan membocorkan identitas sumber, dia dapat dituntut karena telah melakukan tindak kriminal.

Selain perlindungan hukum Wikileaks juga mendayagunakan teknologi untuk melindungi sumber dan personelnya. Ini cukup menarik pula untuk dilihat. Pada intinya, Wikileaks memanfaatkan proses dan teknologi informasi untuk menjamin kerahasiaan dan keanoniman. Pada saat pengiriman dokumen, sumber Wikileaks dapat memanfaatkan situ https//sunshinepress.org.

Koneksi ke situs tersebut terenkripsi, memanfaatkan teknologi SSL (secure socket layer). Teknologi SSL banyak ditemukan pada situs perbankan Internet untuk mengamankan sambungannya. SSL juga memungkinkan pengguna mengecek identitas situs. Situs ini menyediakan sidik jari (fingerprint) untuk mengkonfirmasi bahwa situs tersebut benar-benar https//sunshinepress.org, bukan situs lain yang menyamar.

Selain situs aman dengan koneksi terenkripsi WikiLeaks juga menyediakan situs menggunakan jaringan TOR (The Onion Router). Jaringan TOR ini memungkinkan penggunanya untuk menyembunyikan alamat IP (Internet Protocol) asalnya. Meskipun tidak selalu dapat menunjukkan identitas penggunanya dengan pasti, alamat lP memudahkan orang lain untuk melakukan pelacakan lebih lanjut. Jaringan TOR membuat akses ke suatu situs seolah-olah berasal dari alamat IP komputer lain, yang bertindak sebagai simpul keluar (exit node), sedangkan pengakses asalnya sendiri tidak dapat terlacak. Penggunaan jaringan TOR ini memperkuat keanoniman kontributor dokumen.

Kendati menggunakan koneksi aman dan anonim, identitas kontributor dokumen masih bisa dilacak lewat informasi yang terkandung dalam dokumen itu sendiri. Katena itu Wikileaks melakukan proses untuk membersihkan metadata. Metadata suatu dokumen dapat memberikan informasi tentang pengiri mnya. Metadata yang paling dikenal mungkin pada foto, yang memberikan informasi kapan foto diambil dan model kamera yang digunakan. Tapi ada pula metadata pada dokumen lain, seperti pada berkas Microsoft Word. WikiLeaks menunjukkan cara bagaimana membersihkan suatu berkas Microsoft Word dari metadata, menurut standar NSA (National Security Agency), sebelum dikonversi ke PDF. Petunjuk pembersihan metadata ini dapat diunduh di wikileaks
(http//www.wikileaks.Org/w/images/7/75/NSA-redact.pdf)

Bila proses pembersihan metadata ini dirasakan terlalu rumit, personel Wikileaks akan melakukannya sendiri. Untuk berkomunikasi langsung dengan personel Wikileaks, situs ini juga menyediakan saluran chat yang juga terenkripsi untuk mencegah penyadapan. Karena tidak dapat disadap, komunikasi dapat dilakukan dengan aman. Saluran chat ini dapat dibuka lewat browser di chat. wikileaks (https//chat. wikileaks.org/)

Selain lewat Internet, wikileaks juga menerima kiriman lewat pos. Namun karena jauh lebih beresiko, cara ini tidak dianjurkan. Wikileaks misalnya menganjurkan agar mengirim dari tempat yang tidak terpantau oleh kamera video.  Bisa diperkirakan, tidak semua orang senang akan Wikileaks. Menurut situs Wikileaks, China misalnya sejak tahun 2007 telah memblokir situs ini sehingga tidak dapat diakses dari dalam negara itu. Namun blokir ke akses berkas-berkas Wikileaks ini dapat dengan mudah diakali dengan mirroring, atau situs cermin yang menyalin isi Wikileaks. Situs-situs cermin ini jugalah yang tetap menyediakan akses ketika Wikileaks sempat terpaksa nonaktif karena kehabisan dana. Karena teknologi modern memungkinkan menyalin berkas digital memang memudahkan orang untuk menghindari blokir dan sensor.

WikiLeaks Ungkap Dokumen Rahasia Perang Afganistan
Situs WikiLeaks merilis satu catatan besar berisi 90 ribu dokumen soal perang Afganistan dengan berikan gambaran suram soal keterlibatan militer AS terpanjang dalam sejarah. Berdasarkan dokumen itu, terungkap kegagalan AS dalam perang di Afganistan. Laporan ini menunjukkan bagaimana pasukan koalisi telah menewaskan ratusan warga sipil dalam berbagai insiden namun tidak dilaporkan. Tidak hanya itu, serangan Taliban ternyata telah ‘dibesar-besarkan’. Disebutkan adanya ketakutan komandan NATO atas keberadaan Pakistan dan Iran yang memicu pemberontakan, berdasarkan laporan The Guardian, Senin (26/7).

Pengungkapan ini berasal dari 90 ribu catatan kejadian dan laporan intelijen soal konflik yang di peroleh situs WikiLeaks di mana ini menjadi “salah satu kebocoran terbesar dalam sejarah militer AS”. Data ini kemudian dikutip oleh beberapa media di antaranya Guardian, New York Times dan media mingguan Jerman, Der Spiegel. Data tersebut menjadi pukulan dalam sejarah pertempuran yang telah berlangsung selama 6 tahun ini. Perang Afganistan diperkirakan telah merenggut hidup 320 tentara Inggris dan lebih dari 1.000 tentara AS.

Dokumen ini menunjukkan adanya unit operasi rahasia khusus Task Force 373 guna menyerang pihak pemberontak dan teroris tingkat tinggi. Beberapa penggebrekan telah membunuh warga sipil Afganistan, namun lagi-lagi dirahasiakan. Beberapa orang yang telah dibunuh adalah Agha Shah, seorang agen intelijen yang tewas bersama 4 orang lainnya pada bulan Juni 2009. Pihak lain adalah Abu Laith Al-Libi yang merupakan komandan senior militer Al-Qaeda. Al-Libi berada di perbatasan Mir Ali, Pakistan. Wilayah ini menjadi tempat persembunyian beberapa pemimpin senior Al-Qaeda. Operasi penyerangan Al-Libi pada bulan Juni 2007 telah memakan korban 6 orang target pemerintah AS dan 7 orang anak-anak yang tidak memiliki kaitan dengan perang tersebut. Guardian melaporkan 2 ribu tokoh Taliban dan Al-Qaeda menjadi target dalam daftar pembunuhan yang dikenal sebagai JPEL (Joint Prioritized Effect List).

Di lain pihak, penasehat Keamanan Nasional AS, James Jones mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan bahwa data tersebut mungkin didapat oleh pihak WikiLeaks namun tidak menghubungi pihak pemerintah sebelumnya. “Pemerintah AS telah belajar dari organisasi media bahwa beberapa dokumen mungkin telah disebarluaskan,” ujar Jones. Ia juga mengutuk tindakan ini sebagai ‘kebocoran yang tidak bertanggung jawab’. Pernyataan Jones menunjukkan perhatian yang khusus mengenai hubungan AS dan Pakistan. Kerja sama ini diduga telah memungkinkan agen mata-mata membatu tindakan pemberontakan. Departemen pertahanan telah menolak permintaan CNN untuk berikan komentar dan belum melakukan verifikasi keaslian dokumen karena belum sepenuhnya melihat dokumen tersebut. Pihak Pentagon sendiri tampaknya belum siap untuk memberikan komentar.

John Kerry, Ketua Senate Foreign Relations Committee mengeluarkan pernyataan, “Bagaimanapun, pengungkapan dokumen ilegal ini telah menimbulkan pertanyaan serius soal realitas kebijakan Amerika menyangkut Pakistan dan Afganistan. Kebijakan ini berada dalam tahap kritis. Keberadaan dokumen tersebut mungkin sangat menggaris bawahi tindakan pemerintah sehingga dibutuhkan pengujian data sebagai kebijakan yang mendesak.”

Berdasarkan informasi dari James Jones, dokumen yang dilaporkan oleh WikiLeaks merupakan data dari Januari 2004 hingga Desember 2009. Pada 1 Desember 2009, Presiden Obama mengumumkan strategi baru soal peningkatan substansi sumber daya di Afganistan dan menambah fokus keberadaan Al-Qaeda serta Taliban guna meningkatkan keamanan Pakistan.

Wikileaks Ancam Bocorkan Data CIA  
WikiLeaks, situs whistle blower, menyatakan akan membocorkan data-data penting CIA. Wikileaks tampaknya tidak main-main dengan pernyataan yang diungkap pada akun twitter-nya, Selasa (24/8), itu.

Secara spesifik, Wikileaks menyatakan akan membocorkan data penting CIA pada Rabu (25/8) waktu sempat. Namun, Wikileaks masih menyembunyikan berkas yang akan diungkapkan itu. Beberapa sumber percaya Wikileaks akan membuka "Diary Perang Afghanistan." Data-data serta rahasia terdalam pihak Pentagon dan CIA dalam kaitannya dengan perang berkepanjangan di Afghanistan.

Wikileaks juga mengungkapkan pihaknya masih memiliki 15 ribu dokumen "terlarang" dan rahasia. Tampaknya situs kontroversial ini sukses membuat gerah Pentagon dan CIA. Sebelumnya Pentagon meminta Wikileaks mengembalikan sejumlah dokumen rahasia perang Afghanistan dan menghentikan pemuatannya.

Nah, lalu kapan ribuan dokumen dari Kedutaan Besar AS di Jakarta dibuka, dan apa isinya? Mari kita tunggu cicilan dokumen dari Wikileaks.

Sumber :

By Neo with No comments

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

    • Popular
    • Categories
    • Archives